Search This Blog

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Thursday, May 19, 2016

SEMINAR PEMBELAAN DAN PENEGUHAN IMAN KATOLIK

Artikel oleh John Tan
Gambar oleh Edward Masigi
Sandakan : 1 Petrus 3 : 15 - 'Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.'
Tim Apologetik Paroki Katedral St Mary seramai 12 orang, diketuai oleh sdra Adaris Sintan telah menganjurkan Seminar Apologetik pada 30hb April - 1hb Mei 2016 di Dewan Paroki. 130 peserta terdiri daripada umat Katedral St Mary, sub-paroki St Mark Batu 12, St Paul Ulu Dusun, St Anthony Bukit Garam, Our Lady of Fatima, Beluran, outstasi St Petrus, Sungai Manila dan Paroki St Martin, Telupid.
Program Apologetik bermula dengan Misa Kudus yang dirayakan oleh Fr Sunny Chung. Fr Sunny dalam homilinya memperkenalkan serba sedikit tentang ertinya apologetik. Ia adalah cara baru umat Katolik mempertahankan iman Katolik secara sistematik. Beliau juga menambah bahawa apologetik ini bukan untuk mengkatolikkan penganut agama lain atau melawan agama orang lain, melainkan hanya mempertahankan iman Katolik semata-mata.
Menjadi pengikut Kristian Katolik memang sesuatu yang sukar. Fr Sunny memperumpamakan ia seperti berjalan melawan arus air sungai yang harus menempuh pelbagai rintangan. Untuk mempertahankan iman Katolik masa kini, kita mesti mendirikan tiga tiang agar sentiasa kukuh iaitu (a) Alkitab Suci (b) Tradisi Suci dan (c) Magisterium. Apologetik juga adalah salah satu cara penginjilan cara baru tapi mestilah atas dasar cintakasih Kristus.
Sdra Edward Masigi dalam sesi pengenalan menekan saranan yang telah disampaikan oleh Fr. Sunny yang mana tiga kaki itu juga adalah seperti  (a) Pembelaan  (b) Peneguhan dan (c) Pertahanan. Beliau menyarankan agar para peserta menumpu perhatian dan menggunakan masa seminar dengan baik kerana pada akhirnya bukan penceramah lagi yang mempertahankan iman mereka melainkan individu itu sendiri. 

Fr. Sunny menyampaikan sesi pertama bertajuk 'Pengenalan Alkitab.'   Beliau menerangkan bahawa pada awal gereja di mana Kitab Suci belum ada, umat Kristian percaya pada pengajaran para Rasul, yang menjadi dasar iman mereka, yang mana disebut oleh gereja sebagai "Tradisi Suci.”  Kitab Suci bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh Allah sebagai sebuah buku melainkan berupa inspirasi Roh Kudus yang menggerakan para penulis menuliskan apa yang mereka alami.  Tradisi lisan maupun penulisan, kedua-duanya tetap penting dalam membangun iman umat.
Pada masa awal gereja, terdapat banyak injil, kitab dan hasil penulisan lain yang ditemui. Oleh kerana jumlah yang banyak seringkali membingungkan umat gereja. Di antara Injil dan Kitab-kitab itu ada juga yang isinya sangat bertentangan dengan ajaran Para Rasul. Menghadapi tentangan-tentangan nyata seperti itu, Gereja Katolik di bawah pimpinan Paus ke-37 iaitu Santo Damasus I, dengan Magisterium Gereja yang 'infallible' telah menentukan kitab-kitab yang menunjukkan keaslian seturut ajaran para Rasul dan yang benar-benar penuh inspirasi lalu dibukukan dalam Kanon Kitab Suci. Kitab-kitab dalam Kanon Kitab Suci inilah yang digunakan oleh orang-orang Kristian Katolik hingga saat ini.

Pengerusi, Majlis Pastoral Paroki St. Mary, Sdra  Pilis Malim  dalam ucapan alu-aluannya berkata bahawa beliau menyokong penuh anjuran program apologetik yang amat diperlukan oleh umat beriman. Pemantapan ilmu dalam iman Katolik akan membuat kita tidak bergoyah bila berdepan dengan pihak-pihak yang mengenengahkan persoalan-persoalan tentang Alkitab dan doktrin Kristian Katolik. Sehubungan dengan itu, beliau menyarankan agar umat sendiri memperdalami pengetahuan ajaran Gereja Katolik agar sentiasa teguh dan taat kepada Gereja Katolik.
Sesi selanjutnya disambung oleh Sr. Martina James fsic dengan tajuknya 'Kristian Awal dan Perpecahan.' Gereja umat Katolik adalah Gereja Yesus sendiri, maknanya Yesus Kristus adalah Dasar atau Asas Gereja Katolik yang berasal dari ajaran Yesus. (Matius 16:18). Menurut Sejarah Gereja atau Sejarah Kekristianan awal berlakunya perpecahan di antara umat Kristian disebabkan terdapat percanggahan dengan cara dan ajaran Gereja Katolik. Walaupun berlaku perpecahan, Gereja Katolik tetap bertahan dan bersatu sehingga sekarang disebabkan oleh bimbingan Roh Kudus yang pernah dijanjikan oleh Yesus sendiri kepada Para Rasul-Nya.
Selepas makan malam, sesi di sambung semula oleh Fr. Sunny dengan tajuk Ekaristi. Fr. Sunny menerangkan dengan tegas bahawa dalam perayaan Ekaristi Kristian Katolik, Yesus Kristus sungguh hadir, real dan substansial, yaitu Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan-Nya di dalam rupa roti dan anggur.
Perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus itu dikenali sebagai “Transubstansiasi” yang terjadi semasa upacara konsekrasi. Kerana Ekaristi adalah kehadiran Yesus Kristus sendiri, maka Ekaristi menjadi ‘jantung’ bagi iman Katolik. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Ekaristi adalah “sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani,” kerana di dalamnya terkandung seluruh kekayaan rohani Gereja, iaitu Kristus sendiri.




Saudara Adaris Moses Sintan mengendalikan sesi ke-5 pada 1hb Mei 11.00 pagi 'Pembelaan dan Peneguhan Iman Katolik.' Beliau memberi pencerahan tentang pelbagai persoalan yang sering dikemukakan oleh pihak lain. Oleh itu, umat Katolik hendaklah sentiasa melengkapi diri dalam pengetahuan ajaran gereja. Peserta diingatkan agar sentiasa menghormati kepercayaan agama lain. Apa yang diperolehi pada seminar tersebut bukan untuk disimpan, tetapi  hendaklah dikongsi bersama dengan rakan-rakan seiman.
Seminarian Christoper Ireneus dalam sesi akhir menjelaskan bahawa di Malaysia, sebahagian daripada hak-hak asasi manusia termaktub dalam Perlembagaan Malaysia. Antara lainnya, perlembagaan ini menjamin kebebasan beragama seperti dalam perkara 11. Ini bererti setiap orang berhak menganuti dan mengamalkan agamanya. Beliau juga menyentuh pernyataan rasmi oleh Majlis Uskup-Uskup  Katolik Malaysia mengenai implikasi undang-undang penukaran agama ke agama Islam yang diterbitkan di Herald pada 14hb Ogos 2005.
Seminarian Christopher juga menggalakkan umat Katolik mengambil kesempatan untuk menghadiri seminar-seminar seperi ini agar mereka lebih berpengetahuan dalam iman mereka dan mungkin boleh kongsi bersama dengan teman-teman lain. 
Sebagai sebuah masyarakat majmuk, kita hendaklah hidup dengan lebih berharmonis, lebih bertoleransi, bersefahaman dan hormat menghormati sesama agar kedamaian di negara ini sentiasa terpelihara.

1 comment:

  1. Setidaknya saya temukan 7 doktrin GKR yang sesat karena tidak sesuai Alkitab, yaitu :
    1). Imam di GKR dapat memberikan pengampunan dosa, hal ini tidak sesuai dengan Markus 2 : 7-10, yang menyatakan yag berhak mengampuni dosa hanya TUHAN. Markus 2: 7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 10. Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak. Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu.
    2).Umat GKR beribadah di hari Minggu padahal seharusnya di hari Sabat sesuai Keluaran 20:8.
    3).GKR membuat patung dan mengajari umatnya beribadah dibawah patung Maria, patung Yesus dll. Hal ini melanggar Hukum TUHAN yang ke dua dalam Keluaran 20:4-5 4. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Doktrin GKR memperbolehkan membuat patung, karena itulah banayk patung di GKR.
    4).Umat GKR berdoa kepada Maria. Hal ini bertentangan dengan Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya : “Akulah jalan Kebenaran dan Kehidupan, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalo tidak melalui AKU”. Satu satunya perantara kepada Bapa adalah Yesus Kristus.
    5).Umat GKR berdoa kepada santa santo, yaitu orang yang sudah mati dianggap kudus dan sekarang berada di surga. Hal ini bertentangan dengan kondisi orang mati yang di jelaskan dalam alkitab. Yang bisa mendengar doa orang hidup hanya TUHAN, bukan orang mati. Keadaan orang mati sbb :
    a.Yesaya 38:18 (TB) Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu.
    b.Mazmur 115:17 (TB) Bukan orang-orang mati akan memuji-muji TUHAN, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi,
    c.Mazmur 146:4 (TB) Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.
    d.Pengkhotbah 9:5 (TB) Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.
    e.Yesus menyamakan kematian dengan tidur dlm Yoh 11:11-14, orang tidur tidak bisa berkomunikasi dg siapapun.
    Jadi krn saat ini semua org mati masih mati tidak bisa komunikasi dengan TUHAN, maka berdoa pada Maria = berdoa pada arwah & itu kebiasaan pagan, tradisi orang kafir yg tidak mengenal TUHAN, yg dijadikan tradisi suci oleh GKR.
    6).Baptisan di GKR dilakukan dengan cara di percik, tidak sesuai dengan yang dijarkan TUHAN Yesus yang dibaptis dengan cara di selam. Hal ini tidak sesuai dengan Matius 3:16
    7)GKR menetapkan hari kelahiran Yesus tgl 25 Desember. Hal ini tidak sesuai dengan Lukas 1:26 yang menyatakan bahwa malaikat Gabriel datang menemui Maria pada bulan ke-6. Di kamus Alkitab tertulis bahwa bulan pertama kalender Ibrani adalah bulan Maret pada kalender yg kita gunakan sekarang. Dengan demikian bulan ke 6 adalah bulan Agustus. Jika masa kehamilan 9 bulan seperti pada umumnya, maka

    ReplyDelete

CATHOLIC APOLOGETICS

New Advent