KATEDRAL ST. MARY SANDAKAN. Mesej dari Bapa Uskup jelas dalam homilinya mengajak umat Katolik bersama menerima perubahan tatacara perayaan Ekaristi. Sahutan umat dalam Misa Kudus kini menggunakan terjemahan asli dari Bahasa Latin.
Dialog yang jelas ada perubahan adalah seperti sebutan "Tuhan bersama mu" akan di sahut oleh jemaat "dan bersama rohmu". Sahutan tersebut mempunyai maksud mendalam yang merujuk kepada pekerjaan Roh Kudus yang sama di dalam upacara Sakramen Pentahbisan, Pembaptisan dan Penguatan" jelas bapa uskup.
"Kita mulakan penggunaan ini dalam masa adven yang merupakan tahun baru bagi Gereja", katanya. "Kita bermula dengan pusingan liturgi tahun B, sebaik saja perayaan Kristus Raja". Peristiwa ini bermesejkan Kristus sebagai Tuhan semesta alam raya.
Masa Liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai selepas Minggu Kristus Raja. Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu sebagai persiapan. Kata ‘adven’ berasal dari kata Latin ‘adventus’ yang bererti kedatangan Tuhan Yesus.
Uskup Julius menyalakan lilin Adven. |
Lingkaran Adven yang melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir |
Jemaat Katolik Katedral Sandakan menggunakan tata perayaan Ekaristi yang baru di Minggu Adven yang pertama. |
Bacaan Pertama ~ Kitab Yesaya 63: 16-17, 64: 1, 3-8 |
Bacaan Kedua ~ 1 Korintus 1: 3-9 |
Perwartaan INJIL. Markus 13: 33-37 |
Pelayanan koir Misa Kudus dengan imej dan jubah yang baru. Warna ungu menandakan warna Adven yang bermaksud penantian. |
Musim adven membawa kita ke arah ulangtahun tentang kelahiran Yesus di Hari Raya Natal, dan kedatangan Yesus keduakalinya serta menanti Kristus di akhir hayat.
"Maka itu, penantian kedatangan Kristus harus dilakukan dengan bijak dan kreatif. Ia adalah musim bagi umat memantapkan diri dari segi rohani, lebih mendekati Kristus. Sebelum ini, Gereja mengingatkan umat melalui pembacaan INJIL berkaitan dengan perumpamaan talenta. Semasa penantian, umat harus produktif, menggunakan anugerah masing-masing bagi kebaikan bersama' ,tegasnya.
Bapa Uskup mengakhiri homilinya, "penantian harus berjaga-jaga dengan bijak, kita tidak faham kedatangan Tuhan." katanya.
ds
No comments:
Post a Comment