Search This Blog

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Saturday, April 20, 2019

"Tiada Kemuliaan Sekiranya Tiada Salib" ~ Ibadat Jumaat Agung

Artikel oleh Rogena Sining
Gambar oleh SOCCOM

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." - Yohanes 3:16

Sandakan: Jumaat Agung merupakan hari suci bagi umat Katolik sedunia untuk mengenang dan merenungkan peristiwa kesengsaraan Yesus Kristus yang wafat di kayu salib bagi menebus dosa-dosa manusia. Lebih kurang 700 umat Katolik memenuhi Gereja St. Mark pada Ibadat Jumaat Agung pada jam 3.00 petang, 19hb April 2019 yang diselebrankan oleh Yang Mulia Uskup Julius Dusin Gitom. Ibadat ini telah diawali dengan prosesi Jalan Salib yang dijalankan sebelah pagi bermula jam 9.00 pagi.
Dalam homili, Bapa Uskup Julius berkata, kita tidak seharusnya bersedih atau berkabung kerana Yesus akan bangkit daripada kematiannya. Ibadat Jumaat Agung bukan hanya tertumpu kepada salib Yesus tetapi juga kepada salib diri kita masing-masing. Kita mempunyai salib yang berlainan dalam kehidupan. Salib bukan hanya ditemui dalam satu-satu masa tetapi akan ditemui sepanjang hayat kita.
Persoalannya bagaimana kita menerima, menanggung salib itu? Sikap yang sukar dilakukan ialah menerima, memikul dan mencintai salib itu. Melalui salib Yesus, maka terjadilah kekuatan, kebahagiaan dan Yesus telah mendapat kemuliaan. Tidak ada kemuliaan sekiranya tiada salib.
Bolehkah kita mencintai salib-salib kehidupan kita? Kita seperti Yesus yang menerima salibnya walau apa pun kesusahan atau penderitaan yang dihadapi, Yesus beroleh kemuliaan. Yesus akan membahagikan kemuliaan itu, kekuatan iman kita itu sekiranya kita mencintai salib itu. Melalui cinta kita kepada salib itu maka iman kita dikuatkan.
Begitu juga tugasan kita dalam gereja adalah salib kita bersama. Yesus mahu supaya kita memikul, menerima dan mencintai salib kita supaya kita dikuatkan untuk mencintai, menyandang beban orang lain.
Apabila kita datang pada salib Yesus, menghormati salibNya, kita mengingati salib-salib kita dan bagaimana kita menerima salib kita, bagaimana kita boleh meringankan salib di antara sesama kita. Salib dalam keluarga, komuniti, melalui tugasan-tugasan di komuniti kita demi kebaikan bersama."
Beliau menambah, “Apabila kita datang untuk menghormati dan mencium salib Yesus, kita juga harus mencium salib kita. Kita memohon agar Yesus menguatkan hati dan iman kita untuk mencintai salib kita masing-masing."
Ibadat tersebut telah dilanjutkan dengan penghormatan salib oleh semua umat yang hadir.

4 comments:

  1. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete

CATHOLIC APOLOGETICS

New Advent