Search This Blog

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Thursday, March 1, 2012

UMAT KATOLIK DISERU BERTOBAT DAN PERCAYA KEPADA INJIL

Soccom Sandakan, aag

Sandakan – Umat Katolik Katedral St. Mary Sandakan memulakan Musim Pra-Paska dengan merayakan Misa Kudus Hari Rabu Abu pada 22 Februari lalu.

Misa Hari Rabu Abu yang dirayakan oleh Fr. Anthony Mikat dalam homili beliau memperingatkan para umat untuk merenung erti ‘ASH’ iaitu Almsgiving – menderma kepada mereka yang memerlukan; ‘SACRIFICE’ – berkorban dalam melakukan pelayanan; dan ‘HOLINESS’ – berusaha menghidupi kehidupan sebagai seorang Kristian untuk mencapai hidup yang kudus.
"Koyakkan hatimu dan jangan pakaianmu."
Yoel 2: 12-18
"Damaikanlah dirimu dengan Allah. Sekarang inilah hari yang tepat."
2 Kor 5:20-6:2
"Bapa mu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu"
Injil Matius 6:1-6. 16-18
Penggunaan abu dalam liturgi berasal dari jaman Perjanjian Lama. Abu melambangkan perkabungan, ketidakabadian, dan sesal / tobat. Sebagai contoh, dalam Buku Ester, Mordekhai mengenakan kain kabung dan abu ketika ia mendengar perintah Raja Ahasyweros (485-464 SM) dari Persia untuk membunuh semua orang Yahudi dalam kerajaan Persia (Est 4:1). Ayub (yang kisahnya ditulis antara abad ketujuh dan abad kelima SM) menyatakan sesalnya dengan duduk dalam debu dan abu (Ayb 42:6). Dalam nubuatnya tentang penawanan Yerusalem ke Babel, Daniel (sekitar 550 SM) menulis, “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan memohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.” (Dan 9:3). Dalam abad kelima SM, sesudah Yunus menyerukan agar orang berbalik kepada Tuhan dan bertobat, kota Niniwe memaklumkan puasa dan mengenakan kain kabung, dan raja menyelubungi diri dengan kain kabung lalu duduk di atas abu (Yun 3:5-6). Contoh-contoh dari Perjanjian Lama di atas merupakan bukti atas praktek penggunaan abu dan pengertian umum akan makna yang dilambangkannya. (sila klik pautan untuk bacaan selanjutnya http://ratnaariani.wordpress.com/2010/02/16/rabu-abu-asal-mula-perayaan-penggunaan-abu-p-william-p-saunders/ )

Pada tahun ini setelah projek menaiktaraf bangunan Katedral dilakukan, kelihatan kehadiran umat menghadiri Misa Kudus bertambah terutama sekali pertambahan umat dalam Misa Kudus Bahasa Malaysia.
Mengakhiri homilinya, Fr. Anthony mengingatkan para umat bahawa abu yang diterima mengingkatkan kita semua untuk merenung erti musim Pra-Paska, bertobat dan tekun berdoa memohon rahmat Tuhan agar dapat menjalani musim puasa dengan penuh makna.
Homili Rev. Fr. Anthony Mikat. 
SERUAN BERTOBAT DAN PERCAYA PADA INJIL
Pra-paska disambut oleh umat katolik dengan penuh hikmat dan bijaksana. Individu yang menyahut seruan pertobatan dan pantang merenung hubungannya dengan Allah. Pertobatan yang disertai dengan Roh Kudus dapat memperbaharui, memulihkan, membangkitkan dan menyembuhkan pribadi serta hubungan sesama manusia.  Disamping banyak berdoa dan berpuasa, perbuatan seperti melawat mereka yang menderita di rumah kebajikan, hospital dan penjara melambangkan kasih sayang sesama manusia. Ringkasnya umat Katolik harus terus memainkan peranan dalam tanggungjawab sosial. 

Pra-paskah selama 6 minggu adalah masa untuk merenungkan keberadaan diri sebagai rupa gambar Allah yang tercela untuk disempurnakan. Selama masa ini umat Katolik mengikuti upacara Jalan Salib pada setiap hari Jumaat. Minggu Suci bermula pada Minggu Palma, seterusnya Perjamuan Tuhan, Sabtu Suci dan kemuncaknya adalah pada hari Minggu Paska iaitu Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang telah mengalahkan maut. Umat Katolik bersukacita dan berpesta merayakan kemenangan ini.

Peraturan puasa dan pantang semasa pra-paska menurut Ajaran Gereja Katolik dapat dirujuk dalam web ini. Di sini

PESAN BAPA SUCI BENEDIKTUS XVI UNTUK MASA PRAPASKAH 2012. Di sini
“Dan  marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik“ (Ibr 10:24).

No comments:

Post a Comment

CATHOLIC APOLOGETICS

New Advent