Search This Blog

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Monday, November 2, 2015

Karya Pelayanan Sr Lidwina RGS Di Sandakan Mengkagumi Serta Menjadi Satu Inspirasi Buat Semua

Disusunatur oleh DS
dan foto oleh G. Bell
Sr Lidwina Alyandu rgs berasal dari Jakarta-Timur, Indonesia, adalah seorang sister yang luas pengalaman dalam pelayanan pastoral dan sosial baik di Indonesia maupun di Malaysia. Karya pelayanannya sudah pasti menyentuh banyak kehidupan khusus kaum buruh migran-perantau di Keuskupan Sandakan dari 2011-2015. Berpegang kepada motto Kongregasi Sister Gembala Baik, 'Seorang peribadi lebih besar daripada seluruh dunia,' beliau telah mengabdikan dirinya melayani golongan terluka dan terpinggir. Semasa berada di Keuskupan Sandakan, fokusnya ialah dalam karya pelayanan buat kaum migran.
Kini, tibalah masanya Sr Lidwina rgs akan kembali ke Indonesia untuk misi selanjutnya pada keesokan harinya, 3hb November. Doa kami semua di Sandakan ialah Tuhan sentiasa melindungi Sister yang terkasih agar dianugerahkan kebahagian, ketenangan serta kesihatan untuk terus membawa misi Tuhan Yesus ke mana sahaja Sister ditempatkan.
Dalam satu majlis perpisahan pada 29hb Oktober yang dihadiri Rt Rev Julius Dusin Gitom, Uskup Sandakan, Fr Thomas Makajil, rektor Katedral St Mary dan pembantunya, Fr Sunny Chung, Diakon Stanley, para religius Kongregasi Franciscan Sisters of the Immaculate Conception dan Sister Gembala Baik serta pemimpin-pemimpin awam, berikut adalah kata-kata perpisahan Sr Lidwina rgs.
RASA SYUKUR ADALAH KENANGAN HATI ( GRATITUDE IS MEMORY OF THE HEART) kata-kata dari St. M. Euphrasia pendiri dari suster-suster Gembala Baik.
Rasa syukur adalah kenangan hati itulah rumusan arti kata yang paling sederhana. Hari ini saya bersyukur atas setiap rahmat yang boleh saya nikmati selama 4 tahun saya berada di Keuskupan Sandakan ini.
Awal pertama saya datang di Keuskupan Sandakan ini tidak tahu apa mau buat. Saya hanya minta pada Yesus Sang Gembala Baik untuk menuntun saya dalam pelayanan di Keuskupan ini. Pertama kali saya di Sabah pelayanan saya ada di Holy Trinity Tawau selama 8 bulan. Saya mengunjungi orang-orang yang tinggal di estet / outstasi bersama Paderi atau EM yang melayani di sana. Holy Trinity ada 30 outstasi dan saya sudah mengunjungi mereka semua.
Sesudah itu saya pindah ke Sandakan, banyak masa saya berada di Gereja St. Mark karena ramai orang Timor ada di sana. Yang saya buat di Paroki Katedral St.Mary ini adalah :
  • Kunjungan keluarga - saya menemukan masalah yang sedang mereka hadapi. Masa kunjungan ini saya bisa jalan kaki, naik bas, naik motor bahkan naik lori, naik kereta. Yang penting bagi saya sampai di tempat tujuan dengan selamat.
  • Membantu para migran-perantau dalam kepengurusan Sakramen Perkawinan
  • Membantu anak-anak mereka untuk mendapatkan Surat Kelahiran untuk medapatkan status kewarganegaraan . Sampai saat ini sudah ada 464 anak yang mendapatkan surat lahir dari Konsul Indonesia di Tawau. Dan masih dalam proses 15 anak di Konsul Tawau dan 131 di Konsul Kota Kinabalu. Yang sudah mendapatkan Surat Kelahiran ini adalah dari Sandakan, Lahad Datu dan Kunak.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan limpah terima kasih pada Bapa Uskup Julius, para Paderi, Suster dan saudara/i yang begitu besar memperhatikan golongan migran yang berada di Keuskupan Sandakan ini. Terutama pada Bapa Uskup yang berinisiatif untuk mengadakan pertemuan dengan Keuskupan Tanjung Selor dan Larantuka yang telah berlangsung selama 4 kali dan baru saja berakhir di Sandakan ini.
Saya merasakan betapa Tuhan memberi jalan yang terbaik untuk saya berkarya di sini. Banyak orang yang membantu saya dalam melaksanakan karya pelayanan ini. Saya tidak merasa takut untuk pergi ke mana saja karena saya yakin Tuhan senantiasa menyertai saya. Yang saya takut dan risau adalah masalah visa .
Segala sesuatu ada waktunya ( Pengkotbah 3 : 1 ) Saya merasa sudah waktunya saya kembali ke Indonesia yang walaupun saya masih mau berkarya di sini, sebenarnya saya berharap dapat tinggal 1 tahun lagi tapi Tuhan menghendaki saya kembali ke Indonesia. Maka saya mengatakan bersama Bunda Maria bahwa aku ini hamba Tuhan terjadilah menurut perkataan-Mu. Dan sekali lagi saya ucapkan limpah terima kasih dan mohon maaf apa bila dalam pelayanan saya ada kata-kata yang menyakitkan. Saya akhiri dengan sebuah lagu;
Aku ini seorang yang miskin , tak berharta tak bermilik
Suatu apapun tak kupunya, hanya cinta kumelulu.
Oh Yesus oh buah hatiku sudikah Kau trima cintaku.
Aku ini seorang yang miskin hanya cintaku melulu.

No comments:

Post a Comment

CATHOLIC APOLOGETICS

New Advent